Profil Desa Kembanglimus
Ketahui informasi secara rinci Desa Kembanglimus mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kembanglimus, Borobudur, taman wisata di puncak perbukitan Menoreh, Magelang. Mengulas pesona gardu pandang Punthuk Kendil, potensi agrowisata bunga dan buah (limus), serta geliat UMKM di destinasi alam yang sejuk ini.
-
Desa Gardu Pandang di Ketinggian
Kembanglimus merupakan rumah bagi sejumlah gardu pandang (punthuk), termasuk Punthuk Kendil, yang menawarkan pemandangan panorama Perbukitan Menoreh dan dataran rendah Magelang dari ketinggian.
-
Potensi Agrowisata Bunga dan Buah
Sesuai namanya ("Kembang" dan "Limus"), desa ini memiliki identitas dan potensi kuat untuk dikembangkan sebagai pusat agrowisata hortikultura, khususnya bunga dan buah-buahan lokal.
-
Destinasi Alam yang Tenang
Berada di lokasi yang lebih tinggi dan terpencil, Kembanglimus menawarkan suasana yang sejuk, tenang, dan asri, menjadikannya alternatif ideal bagi wisatawan yang mencari ketenangan alam.
Tinggi di atas kemegahan Candi Borobudur, di punggung Perbukitan Menoreh yang gagah, terhampar sebuah desa yang namanya seindah pemandangannya: Desa Kembanglimus. Berada di wilayah Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, desa ini menawarkan sebuah perspektif yang berbeda—secara harfiah dan kiasan. Per 18 September 2025, Kembanglimus telah mengukuhkan dirinya sebagai desa gardu pandang, sebuah panggung alami untuk menikmati mahakarya lanskap Jawa. Namun lebih dari sekadar pemandangan dari ketinggian, desa ini menyimpan janji sesuai namanya yang puitis, "Kembang Limus" (Bunga Limus), sebagai sebuah taman agraris di atas awan yang potensinya tengah mekar.
Sejarah dan Filosofi Nama: Jejak Kembang Limus di Tanah Menoreh
Setiap nama di tanah Jawa menyimpan sebuah cerita dan Kembanglimus tidak terkecuali. Nama desa ini tersusun dari dua kata: "Kembang", yang berarti bunga, dan "Limus", sejenis mangga (Mangifera foetida) yang dikenal memiliki aroma sangat kuat dan khas. Gabungan nama ini melukiskan sebuah gambaran tentang wilayah yang di masa lampau kemungkinan besar merupakan hutan atau kebun yang kaya akan pohon limus yang berbunga lebat, menebarkan keharuman ke seluruh penjuru.Filosofi ini menjadi jiwa dan identitas desa. Ia bercerita tentang sebuah tempat yang diberkahi keindahan flora dan kesuburan tanah perbukitan. Sejarahnya bukanlah sejarah yang terpahat di batu candi, melainkan sejarah para petani penghuni lereng Menoreh yang hidup harmonis dengan alam, memetik hasil dari pohon-pohon yang tumbuh subur di tanah miring. Identitas sebagai "desa bunga dan buah" inilah yang kini menjadi landasan bagi Kembanglimus untuk mengembangkan narasi pariwisatanya yang unik di tengah persaingan ketat kawasan Borobudur.
Geografi di Ketinggian dan Karakteristik Komunitas
Secara geografis, Kembanglimus adalah salah satu desa tertinggi di Kecamatan Borobudur. Posisinya di puncak dan lereng Perbukitan Menoreh memberikannya keunggulan utama berupa hawa sejuk sepanjang tahun dan pemandangan panorama yang tak terhalang. Luas wilayah desa ini tercatat sekitar 3,15 kilometer persegi, dengan kontur tanah yang berbukit-bukit. Menurut data kependudukan terbaru, desa ini dihuni oleh sekitar 3.200 jiwa.Adapun batas-batas wilayah Desa Kembanglimus meliputi:
Berbatasan dengan Desa Ngargogondo.
Berbatasan dengan Desa Karangrejo.
Berbatasan dengan wilayah Kabupaten Kulon Progo, DIY.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Giritengah dan wilayah perbukitan lainnya.
Karakteristik geografis ini sangat memengaruhi mata pencaharian warganya. Pertanian menjadi tulang punggung utama, namun bukan pertanian sawah dataran rendah, melainkan pertanian lahan kering yang cocok untuk tanaman perkebunan seperti kopi, cengkeh, dan aneka buah-buahan, serta tanaman hortikultura. Dalam beberapa tahun terakhir, sektor jasa pariwisata tumbuh pesat, di mana banyak warga kini terlibat sebagai pengelola gardu pandang, pemandu wisata alam, pemilik homestay, dan pelaku UMKM.
Jendela Menoreh: Pesona Gardu Pandang Punthuk Kendil
Daya tarik utama yang telah mengangkat nama Kembanglimus ke radar wisatawan adalah keberadaan gardu pandang atau punthuk. Yang paling terkenal di antaranya ialah Punthuk Kendil. Berbeda dari Punthuk Setumbu yang fokus utamanya adalah siluet Candi Borobudur saat fajar, Punthuk Kendil menawarkan pesona yang berbeda. Dari puncaknya, pengunjung disuguhi pemandangan 180 derajat yang menyapu gugusan Perbukitan Menoreh yang berlapis-lapis, lembah-lembah hijau di bawahnya, dan terkadang terlihat pula Candi Borobudur dari kejauhan sebagai bagian dari lanskap yang lebih luas.Punthuk Kendil dan beberapa titik pandang sejenis di sekitarnya menjadi lokasi favorit untuk menikmati suasana sore hari dan momen matahari terbenam. Pengelolaan objek wisata ini dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat lokal melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang bekerja sama dengan BUMDes. Model pengelolaan berbasis komunitas ini memastikan bahwa pendapatan dari pariwisata dapat dirasakan langsung oleh warga, baik melalui penjualan tiket, jasa parkir, maupun warung-warung kecil yang menjual makanan dan minuman hangat.
Agrowisata "Kembang Limus": Menggali Potensi Tersembunyi
Di luar pesona gardu pandangnya, Kembanglimus kini tengah serius mengembangkan potensi agrowisata yang terinspirasi dari namanya. Visi ini adalah untuk mengubah desa menjadi sebuah "Taman Wisata Kembang Limus" yang sesungguhnya, di mana wisatawan tidak hanya datang untuk melihat, tetapi juga untuk merasakan, mencium, dan belajar.Beberapa inisiatif yang sedang dan akan dikembangkan antara lain:
Wisata Kebun Buah: Mengidentifikasi dan menata kebun-kebun buah milik warga (termasuk pohon limus jika masih ada, serta mangga, durian, atau alpukat) untuk menjadi jalur trekking agrowisata. Wisatawan dapat diajak berkeliling dan bahkan ikut memetik buah saat musim panen.
Pengembangan Taman Bunga: Menggalakkan penanaman bunga-bunga hias di pekarangan rumah warga dan di sepanjang jalan desa untuk memperkuat citra "desa kembang". Beberapa warga mulai merintis kebun bunga sebagai spot foto tambahan.
Edukasi Kopi Menoreh: Sebagai bagian dari kawasan penghasil Kopi Menoreh, Kembanglimus memiliki potensi untuk menawarkan paket edukasi kopi, mulai dari melihat proses di kebun, pengolahan pascapanen, hingga menyeduh kopi bersama petani.
Pengembangan agrowisata ini bertujuan untuk menciptakan atraksi baru yang dapat memperpanjang waktu tinggal wisatawan dan memberikan mereka pengalaman yang lebih beragam.
Geliat UMKM Kreatif: Mengolah Anugerah Alam
Seiring dengan tumbuhnya pariwisata dan agrowisata, sektor UMKM di Desa Kembanglimus pun turut menggeliat. Produk-produk yang dihasilkan sangat lekat dengan kekayaan alam desa. Beberapa di antaranya yang mulai dikenal adalah:
Olahan Buah: Saat musim panen, buah-buahan seperti mangga dan pisang diolah menjadi aneka keripik, dodol, atau selai oleh kelompok-kelompok ibu rumah tangga.
Kopi Bubuk Menoreh: Para petani kopi mulai mengemas dan menjual kopi hasil kebun mereka secara langsung kepada wisatawan, menawarkan cita rasa otentik kopi dari ketinggian Menoreh.
Minuman Herbal dan Rempah: Memanfaatkan tanaman rempah yang tumbuh subur, warga memproduksi minuman tradisional seperti jahe instan dan kunyit asam dalam kemasan modern.
Geliat UMKM ini tidak hanya memberikan nilai tambah ekonomi, tetapi juga menjadi bagian dari atraksi wisata itu sendiri, di mana wisatawan dapat mengunjungi rumah produksi dan melihat proses pembuatannya secara langsung.
Tata Kelola Desa dan Visi Menjadi `Taman di Atas Awan`
Pemerintah Desa Kembanglimus bersama BUMDes memegang peran sebagai dirigen dalam orkestrasi pembangunan desa. Strategi yang diusung bersifat ganda: memprofesionalkan pengelolaan aset wisata yang sudah ada (gardu pandang) sambil secara bertahap membangun dan mempromosikan pilar agrowisata."Gardu pandang adalah pintu gerbang bagi wisatawan untuk mengenal Kembanglimus," ujar Kepala Desa Kembanglimus per September 2025. "Tugas kami selanjutnya adalah mengajak mereka untuk tidak hanya berdiri di pintu, tetapi masuk dan menjelajahi `rumah` kami. Visi kami adalah menjadikan Kembanglimus sebagai `Taman Desa di Atas Awan`, sebuah destinasi di mana keindahan alam, kekayaan hasil bumi, dan keramahan warganya menyatu."Tantangan utama yang dihadapi adalah infrastruktur, terutama akses jalan di medan yang berbukit, serta kebutuhan akan peningkatan kapasitas SDM di bidang pemanduan wisata, perhotelan, dan pemasaran digital. Namun, dengan semangat gotong royong dan dukungan dari berbagai pihak, desa ini optimis dapat mengatasi tantangan tersebut.
Penutup: Mekarnya Potensi di Puncak Borobudur
Desa Kembanglimus adalah bukti bahwa kawasan Borobudur memiliki kekayaan yang berlapis-lapis. Jika Candi Borobudur adalah mahakarya di dataran rendah, maka Kembanglimus adalah mahakarya alam yang terhampar di puncaknya. Dengan fondasi keindahan panorama yang kokoh dan tunas-tunas agrowisata yang mulai bermekaran, desa ini sedang dalam perjalanan untuk menjadi destinasi yang utuh. Ia menawarkan sebuah pelarian ke tempat yang lebih tinggi, lebih sejuk, dan lebih tenang, di mana pengunjung dapat menikmati pemandangan spektakuler sambil menghirup aroma bunga dan keramahan khas pedesaan Menoreh.
